WATES (KR) – Dinas Pendidikan Kabupaten Kulonprogo sedang mengadakan penjajakan di wilayahnya kemungkinan ditambah lagi keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah ada di wilayahnya. Animo para orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah kejuruan cukup tinggi. Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Kulonprogo Yatiman SPd yang dihubungi KR di ruang kerjanya, Selasa (10/3) mengungkapkan, jumlah siswa SMK di wilayahnya selama lima tahun terakhir, terus bertambah. Sedangkan jumlah siswa SMA dalam jangka waktu yang bersamaan terus berkurang.
Menurutnya, untuk mengimbangi minat para orangtua tersebut, Dinas Pendidikan merencanakan menambah dua SMK baru, yaitu SMK Kesenian dan SMK Kerajinan Kayu.
“Dinas Pendidikan Kulonprogo sedang mengadakan penjajakan untuk persiapan berdirinya kedua SMK itu,” kata Yatiman SPd.
Menurutnya, untuk mengimbangi minat para orangtua tersebut, Dinas Pendidikan merencanakan menambah dua SMK baru, yaitu SMK Kesenian dan SMK Kerajinan Kayu.
“Dinas Pendidikan Kulonprogo sedang mengadakan penjajakan untuk persiapan berdirinya kedua SMK itu,” kata Yatiman SPd.
Pendirian SMK Kesenian memperkirakan di wilayah Kecamatan Sentolo. Wilayah tersebut dinilai cukup strategis untuk siswa yang ingin mengembangkan di bidang seni dari dalam maupun luar Kabupaten Kulonprogo. Pendirian SMK Kerajinan Kayu, mengarahkan di wilayah Kabupaten Kulonprogo bagian utara.
Potensi sumber daya alam kayu di wilayah Kabupaten Kulonprogo cukup melimpah. Sebagian besar produksi kayu yang dihasilkan dijual dalam bentuk masih gelondongan. Adanya SMK Kerajinan Kayu, diharapkan dari hasil produksi kayu gelondongan, minimal dijual ke pasaran setelah menjadi barang setengah jadi.
“Di tiap-tiap kecamatan di Kulonprogo sekarang sudah ada SMA. Meskipun demikian banyak para camat yang menginginkan di wilayahnya ada SMK. Semua ini untuk mengimbangi adanya kecenderungan minat orangtua memasukkan anaknya di sekolah kejuruan cukup tinggi,” katanya.
Potensi sumber daya alam kayu di wilayah Kabupaten Kulonprogo cukup melimpah. Sebagian besar produksi kayu yang dihasilkan dijual dalam bentuk masih gelondongan. Adanya SMK Kerajinan Kayu, diharapkan dari hasil produksi kayu gelondongan, minimal dijual ke pasaran setelah menjadi barang setengah jadi.
“Di tiap-tiap kecamatan di Kulonprogo sekarang sudah ada SMA. Meskipun demikian banyak para camat yang menginginkan di wilayahnya ada SMK. Semua ini untuk mengimbangi adanya kecenderungan minat orangtua memasukkan anaknya di sekolah kejuruan cukup tinggi,” katanya.
Sebagian besar orangtua mengarahkan anaknya ke sekolah kejuruan, lanjutnya berdasarkan pengalaman lulusan SMK sudah siap masuk di dunia kerja. Sedangkan lulusan SMA yang dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hanya sekitar 40 persen. “Selebihnya tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dan tidak dapat diserap di dunia kerja,” tuturnya.
Di wilayah Kabupaten Kulonprogo hingga saat ini terdapat 38 SMK dengan berbagai program pendidikan. Animo dan jumlah siswa SMK dari tahun ke tahun bertambah dan sebaliknya animo dan jumlah siswa SMA terus berkurang. Jumlah siswa SMK pada tahun pelajaran 2004/2005, sebanyak 3.038 siswa dari sebanyak 4.655 pendaftar.
Pada waktu yang sama jumlah siswa SMA hanya 1.5587 siswa dari sebanyak 1.912 pendaftar. Dalam kurun waktu lima tahun pelajaran 2008/2009, jumlah siswa SMK mencapai 4.139 dari sebanyak 5.225 pendaftar. Jumlah siswa SMA pada tahun pelajaran yang sama tinggal 1.396 siswa dari sebanyak 1.640 pendaftar. (Ras)-n
sumber:http://jogjainfo.net/
0 komentar:
Posting Komentar