Tampilkan postingan dengan label SMK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SMK. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 April 2011

Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial

Pengertian  pengetahuan  sosial  adalah  merupakan  perwujudan  dari  suatu pendekatan interdisiplin dari pelajaran ilmu-ilmu sosial dengan mengintegrasikan bahan/materi atau konsep-konsep ilmu sosial tersebut untuk memahami masalah- masalah  sosial  yang  diberikan  di  sekolah  sebagai  suatu  program  pengajaran (Depdiknas, 2005:5).
Mata  pelajaran  pengetahuan  sosial  diberikan  di  sekolah  memiliki  tujuan untuk  mempersiapkan anak didik menjadi warga Negara yang baik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan menitik beratkan pada pengembangan individu yang  dapat  memahami  masalah-masalah  yang  berada  dalam  lingkungan,  baik yang berasal dari lingkungan sosial yang membahas interaksi antar manusia, dan lingkungan alam yang membahas interaksi antar manusia dengan lingkungannya, baik  sebagai  individu  maupun  sebagai  anggota  masyarakat,  selain  itu  dapat berpikir kritis dan kreatif, dan dapat melanjutkan serta mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa.
Karakteristik  mata  pelajaran  pengetahuan  sosial  adalah:  (1)  pengetahuan sosial merupakan perpaduan antara sosiologi, geografi, ekonomi dan sejarah, (2) materi  kajian   pengetahuan   sosial   berasal  dari   struktur  keilmuan   sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan. Dari keempat struktur keilmuan itu  kemudian  dirumuskan  materi  kajian  untuk  pengetahuan  sosial,  (3)  materi pengetahuan   sosial   juga   menyangkut   masalah   sosial   dan   tema-tema   yang dikembangkan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Interdisipliner maksudnya melibatkan disiplin ilmu sosiologi, ekonomi, geografi dan  sejarah. Multidisipliner artinya materi kajian itu mencakup berbagai aspek kehidupan  masyarakat, (4) materi pengetahuan sosial menyangkut peristiwa dan perubahan  masyarakat  masa  lalu  dengan  prinsip  sebab  akibat  dan  kronologis, masalah-masalah  sosial, dan isu-isu global yang terjadi di masyarakat, adaptasi dan pengelolaan  lingkungan, serta upaya perjuangan untuk survive (perjuangan hidup),  termasuk  pemenuhan  kebutuhan  untuk  mencapai  kesejahteraan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Depdiknas, 2004:3-4).

Kamis, 06 Januari 2011

Prestasi dan Kreativitas Meningkatkan Mutu Siswa

Prestasi dan Kreativitas Meningkatkan Mutu Siswa
oleh: Dr.Sungkowo M
Kegiatan-kegiatan kesiswaan yang meliputi Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), hingga ke Lomba Debat Bahasa Inggris dan Lomba Penelitian Ilmu Pengetahuan Remaja (LPIR), telah berjalan sesuai dengan program yang dicanangkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, selama tahun 2008 ini. Semua kegiatan ini merupakan gambaran dari proses peningkatan mutu siswa melalui prestasi dan kreativitas.
OSN, O2SN, dan FLS2N adalah bagian dari kebijakan Departemen Pendidikan Nasional, yaitu kebijakan mengenai peningkatan mutu. Namun peningkatan mutu tidak hanya itu saja, di dalamnya mencakup berbagai macam upaya, yang pertama manajemen sekolah, dan kedua proses pembelajaran di sekolah.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, ada tiga faktor yang perlu ditingkatkan. Antara lain, guru, murid, sarana dan prasarana. Semuanya masuk di dalam renstra (rencana strategis) yang juga menjadi acuan Diknas. Adapun renstra tesebut terdiri dari renstra departemen, yang kemudian dijabarkan menjadi renstra pendidikan dasar dan menengah dan juga renstra direktorat yang sifatnya lebih teknis.

Dalam penjelasannya mengenai renstra tersebut di atas, Dr. Sungkowo M, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas menerangkan, bahwa kebijakan Diknas titik beratnya adalah meningkatkan mutu SMA. Tujuanya agar lulusan SMA bisa masuk ke perguruan tinggi. Kegiatan ini jangkauannya luas, sebab mencakup akses dan kesempatan tata kelola. “Kita memiliki visi bahwa hingga tahun 2014, kita upayakan SMA menjadi lembaga yang profesional. Menjadi lembaga yang akuntabel, supaya bisa mendorong sekolah-sekolah menengah atas, menjadi sekolah yang mutunya bertaraf internasional. Kebijakan tersebut diupayakan bisa disosialisasikan ke daerah-daerah,” ujarnya.
Dari kebijakan-kebijakan dan juga misi yang telah dijelaskan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA akhirnya membuat visi yang merupakan strategi untuk mencapai misi yang telah ada. Visi tersebut antara lain, mengupayakan perluasan dan pemerataan untuk memberi pendidikan yang bermutu bagi rakyat Indonesia.

Direktorat Pembinaan SMA akan menjaga agar rasio murid SMA dibandingkan dengan jumlah murid SMK akhir tahun 2014 menjadi 33 : 67 % atau 33 % SMA dan 67% SMK. Rasio SMA diperkecil, tujuannya agar lulusan SMA bisa masuk ke perguruan tinggi. “Sedang yang ingin masuk dunia kerja bisa masuk SMK. Tapi SMK juga harus ditingkatkan mutunya, supaya begitu keluar SMK si siswa sudah siap masuk ke dunia kerja,” papar Sungkowo.

Fasilitasi Potensi Siswa
Di samping itu, Direktorat juga membantu memfasilitasi pengembangan potensi siswa. Pemberian fasilitas potensi siswa ini diberikan secara utuh. Misalnya, memfasilitasi peserta didik untuk SMA. Pemberian fasilitas melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. “Jadi fasilitasinya itu fasiltas proses pembelajaran dan sekaligus meningkatkan mutu pembelajarannya.” Tambahnya.
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan itu, menurut Sungkowo kembali, berkaitan erat dengan proses pembelajaran berbasis TIK atau ICT. Dalam hal ini, seorang guru menganggap murid bukan obyek, tetapi subyek. Sehingga kedudukan siswa sama, mempunyai kesempatan yang sama, mempunyai kemungkinan untuk berprestasi sama. Jadi, seorang guru hanya fasilitator. “Guru tidak usah khawatir kalau dia kalah dengan muridnya. Karena sekarang sumber belajar sudah banyak, seperti internet. Guru-guru tinggal mendorong dan mengarahkan. Tetapi dia juga mencarikan sumber-sumber pengetahuan. Justru dengan proses pembelajaran berbasis TIK ini, kita tidak perlu banyak bicara, tetapi siswa bisa diberikan pelajaran melalui teknologi tersebut. Melalui teknologi ini, tidak hanya pelajaran fisika, kimia biologi saja, pelajaran agama, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia pun bisa,” jelas Sungkowo kembali.
Meski di daerah tetap diterapkan metodologi pembelajaran yang sudah ada, namun pemakaian teknologi dalam melakukan proses belajar-mengajar tidak harus selalu menggunakan komputer, radio pun sudah merupakan teknologi. Jadi, jelas Sungkowo, teknologi itu bisa ke siapa saja. Fasilitas yang sudah ada memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang. Keinginan masyarakat sekarang ini, sekolah harus menyediakan guru sesuai dengan bidang studinya. “Itu ada di undang-undang lho. Jangan sampai kita tidak memberikan siswa-siswa kesempatan,” katanya.

Manajemen Berbasis Sekolah
Selain mengikuti perkembangan teknologi, penyelenggaraan pendidikan juga perlu memperhatikan faktor manajemen. Dari sudut pandang ini, akhirnya akan mendorong sekolah untuk menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Di sini sekolah memiliki otoritas untuk mengelola manajemennya. Di samping MBS, menurut Sungkowo, Direktorat juga mendorong sekolah mewujudkan peserta didik berkepribadian unggul, memiliki semangat kompetensi dan kompetisi, juga mendorong sekolah untuk bisa meningkatkan atau memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). “Dengan demikian, pada tahun 2014, paling tidak 95% SMA sudah terakreditasi B. Yang bagus adalah A. Tujuannya, supaya sekolah yang berada di pelosok daerah itu sama. Seperti misalnya di ujung Banda Aceh, Kupang, Rote, Papua, sama. Contohnya seperti di Jepang, kualitas pendidikan di daerah-daerah yang ada di negara itu merata. Sekain itu kita juga membuat program yang dibagi tiga. Program-program itu terdiri dari program akses (pemerataan), program peningkatan mutu, dan program peningkatan tata-kelola,” tambah Sungkowo.

Untuk program akses, menurut Direktur SMA, jangan sampai akses untuk siswa SMA yang pandai dalam bidang edukasi, tidak ditampung di sekolah yang hebat. Anak yang hebat itu harus difasilitasi, walaupun mereka miskin. Dalam hal ini Sungkowo memberi contoh, misalnya ada anak miskin di Flores Timur sana, boleh saja ia bersekolah di Jakarta. Paling tidak, Pemda setempat responsif terhadap anak-anak cerdas seperti itu. Tidak hanya Pemda, masyarakat juga harus berperan aktif dan peduli pada mereka. “Kalau hasil ujian anak itu bagus, masak tidak kita fasilitasi,” tambahnya.

Berkaitan dengan fasiltas untuk anak-anak cerdas namun tak mampu tersebut, Diknas memberikan subsidi siswa yang merupakan bantuan khusus murid berupa beasiswa. Beasiswa yang diberikan memang tidak terlalu besar, jumlah nominalnya 65 ribu rupiah per bulan. Menurut Sungkowo, beasiswa tersebut merupakan kepedulian Diknas terhadap siswa miskin untuk membantu mereka.
Begitu pula dari segi sarana sekolah. Diknas memberikan subsidi untuk membangun atau merehab sekolah-sekolah yang membutuhkan. Sekolah tersebut diberikan keleluasaan untuk menggunakan subsidi tersebut. Namun meski demikian, Diknas tetap mengontrol dana yang telah diberikan untuk merehab, apakah dana tersebut dipergunakan sesuai dengan siteplan yang direncanakan. “Kita berikan subsidi kepada sekolah tersebut, tapi kita kontrol jumlah dan tambahan ruang belajarnya,” tukasnya.

Dari segi mutu, Direktorat Pembinaan SMA membuat rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN). Yang tak kalah penting, Direktorat juga membuat rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL). Melalui PBKL keunggulan di suatu daerah dipertahankan. Misalnya, seperti Tasikmalaya yang terkenal dengan bordirannya. Kerajinan seperti itu harus dijaga, atau Sopeng yang terkenal dengan sutra alamnya dan NTT dengan tenun ikatnya, semua itu dikembangkan agar jangan sampai punah.
Sungkowo juga menjelaskan, untuk ruang-ruang penunjang seperti perpustakaan, lab IPA, komputer, TIK base learning, ICT base learning, uji kompetensi siswa, Bahasa Inggris, dan bantuan operasional manajemen mutu, akan diberikan sertifikasi. Sedangkan dalam tata kelolanya, digunakan manajemen yang transparan.

Mengenai pelaksanaan kegiatan lomba-lomba di bidang keilmuan tahun 2009 tetap terus berjalan sama seperti tahun 2008. Sungkowo berharap, agar kegiatan-kegiatan tersebut kualitasnya dapat lebih ditingkatkan lagi. Seperti OSN, tetap mengacu pada delapan bidang studi, yaitu fisika, kimia, matematika, biologi, komputer, astronomi, kebumian, dan ekonomi. Sedangkan penghargaan untuk siswa yang memperoleh medali, saat ini sudah tersolusi. Mereka akan ditampung di perguruan tinggi yang mereka inginkan termasuk beasiswanya.

Kamis, 09 Desember 2010

ANIMO MASUK SMK TINGGI

WATES (KR) – Dinas Pendidikan Kabupaten Kulonprogo sedang mengadakan penjajakan di wilayahnya kemungkinan ditambah lagi keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah ada di wilayahnya. Animo para orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah kejuruan cukup tinggi. Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Kulonprogo Yatiman SPd yang dihubungi KR di ruang kerjanya, Selasa (10/3) mengungkapkan, jumlah siswa SMK di wilayahnya selama lima tahun terakhir, terus bertambah. Sedangkan jumlah siswa SMA dalam jangka waktu yang bersamaan terus berkurang.

Menurutnya, untuk mengimbangi minat para orangtua tersebut, Dinas Pendidikan merencanakan menambah dua SMK baru, yaitu SMK Kesenian dan SMK Kerajinan Kayu.
“Dinas Pendidikan Kulonprogo sedang mengadakan penjajakan untuk persiapan berdirinya kedua SMK itu,” kata Yatiman SPd.
Pendirian SMK Kesenian memperkirakan di wilayah Kecamatan Sentolo. Wilayah tersebut dinilai cukup strategis untuk siswa yang ingin mengembangkan di bidang seni dari dalam maupun luar Kabupaten Kulonprogo. Pendirian SMK Kerajinan Kayu, mengarahkan di wilayah Kabupaten Kulonprogo bagian utara.
Potensi sumber daya alam kayu di wilayah Kabupaten Kulonprogo cukup melimpah. Sebagian besar produksi kayu yang dihasilkan dijual dalam bentuk masih gelondongan. Adanya SMK Kerajinan Kayu, diharapkan dari hasil produksi kayu gelondongan, minimal dijual ke pasaran setelah menjadi barang setengah jadi.
“Di tiap-tiap kecamatan di Kulonprogo sekarang sudah ada SMA. Meskipun demikian banyak para camat yang menginginkan di wilayahnya ada SMK. Semua ini untuk mengimbangi adanya kecenderungan minat orangtua memasukkan anaknya di sekolah kejuruan cukup tinggi,” katanya.
Sebagian besar orangtua mengarahkan anaknya ke sekolah kejuruan, lanjutnya berdasarkan pengalaman lulusan SMK sudah siap masuk di dunia kerja. Sedangkan lulusan SMA yang dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hanya sekitar 40 persen. “Selebihnya tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dan tidak dapat diserap di dunia kerja,” tuturnya.
Di wilayah Kabupaten Kulonprogo hingga saat ini terdapat 38 SMK dengan berbagai program pendidikan. Animo dan jumlah siswa SMK dari tahun ke tahun bertambah dan sebaliknya animo dan jumlah siswa SMA terus berkurang. Jumlah siswa SMK pada tahun pelajaran 2004/2005, sebanyak 3.038 siswa dari sebanyak 4.655 pendaftar.
Pada waktu yang sama jumlah siswa SMA hanya 1.5587 siswa dari sebanyak 1.912 pendaftar. Dalam kurun waktu lima tahun pelajaran 2008/2009, jumlah siswa SMK mencapai 4.139 dari sebanyak 5.225 pendaftar. Jumlah siswa SMA pada tahun pelajaran yang sama tinggal 1.396 siswa dari sebanyak 1.640 pendaftar. (Ras)-n

Minggu, 05 Desember 2010

SMK BISA, MENCIPTAKAN TENAGA KERJA SIAP PAKAI

Pendidikan, Lapangan kerja, pengangguran, adalah problem besar di Indonesia, masih rendahnya mutu pendidikan ditambah susahnya mencari pekerjaan, kemiskinan, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia, menjadi persoalan yang harus menjadi tugas pemerintah untuk mengambil langkah cepat untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai seperti SMK Bisa, SMK Mandiri, SMK yang lulusannya berkualitas dan siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan harus disiapkan untuk mengisi lowongan kerja tingkat menengah yang sudah tersedia, selain itu pemerintah harus juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang bisa menampung siswa lulusan SMK baik lewat program pegawai negeri, mendorong perusahaan baru, mendukung UKM, UMKM, melatih dan mendorong wirausaha baru, entrepreneur baru, pabrik ramah lingkungan baru, Perusahaan Baru, kesempatan kerja baru.

SMK Bisa, Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai

Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, namun upaya departemen pendidikan dalam hal ini Direktoran Pembinaan Pendidikan Kejuruan Direktorean Jenderal Menajemen Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (dit-PSMK) bisa melakukan pembinaan untuk program SMK bisa menurut pengamatan saya adalah langkah tepat terutama terkait dengan banyaknya pengangguran elite, pengangguran dari Lulusan Perguruan Tinggi, pengangguran yang disebakan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap pakai.

Program program SMK bisa harus benar benar bisa link dan match dengan kebutuhan pasar kerja, lebih lebih kalau juga bisa disiapkan untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang terampil, bukan hanya sebagai pembantu rumah tangga PRT seperti TKI selama ini.

Persoalan Gengsi, Harus Dirubah dengan Bangga SMK Bisa

Saya senang ada orang sekelas Tantowi Yahya sebagai Icon Iklan SMK Bisa, saya yakin iklan ini akan berhasil mendorong lulusan SMP tertarik melanjutkan ke SMK. Terutama yang berasal dari daerah dimana orang tuanya tidak mampu untuk nantinya (setelah SMA) melanjutkan ke perguruan tinggi yang saat ini biayanya sangat tinggi itu.

Dulu lulusan SMK masuk dalam golongan kelas 2, kalau tidak SMA tidak keren, nah dengan iklan di TV tentang SMK bisa diharapkan ada kebanggaan pada siswa SMK. Dengan modal kebanggaan biasanya diikuti dengan semangat keras selama pendidikan. Semangat kerja keras untuk mengikuti setiap belajaran yang diikuti tentu akan meningkatkan kualitas lulusan SMK.

Kompetensi Siswa SMK Bisa Bersaing Global

Ppemerintah akan terus meningkatkan pembinaan kompetensi siswa SMK berprestasi di tingkat nasional sehingga mampu mengharumkan nama bangsa dan bersaing di tingkat dunia.

Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, di Jakarta, Rabu (2/7), mengatakan, dalam ASEAN Skill Competition yang sudah enam kali diikuti siswa SMK Indonesia, prestasi Indonesia terus meningkat. Bahkan, Indonesia mampu meraih pemenang juara satu.

Tim Saya Semua Lulusan SMK

Saya bukan pengusaha yang sukses, karena belum bisa menampung puluhan bahkan ratusan tenaga kerja SMK, namun dengan keterbatasan yang saya miliki saya mencoba menampung tenaga SMK. Hasilnya luar biasa, ternyata kemampuan lulusan SMK luar biasa. Tentunya dengan bimbingan dan motivasi yang saya tanamkan, bahkan saat ini ada yang bisa melakukan tugas tugas review untuk situs luar negeri. Semua tergantung motivasinya.

Mas Rozim misalnya, dia lulusan SMK 1 Tuban hanya dalam waktu 6 bulan saya bina sudah bisa melakukan tugas tugas berat baik untuk pekerjaan Review, web master, dan content writer dalam bahasa inggris, sehingga ratusan bahkan ribuan dollar bisa mengalir ke Indonesia dari tangannya.

Mas Soim, juga lulusan SMK, yang saat ini membantu saya menjadi customer support, dan teknikal support, plus Manager Pemasaran Indobilling.com. Bukan hanya itu dia juga menjadi pengasuh rubik portal.com musik.

Mas Hendra, Anak lamongan ini juga sangat luar biasa, dia saya didik dan saya orbitkan menjadi calon wiraswasta, pengusaha baru yang nantinya akan kembali ke desanya untuk mebangun desa di Kota Lamongan. Kemampuannya di bidang web design, Delphi Programming, Perawatan Hardware Komputer, Manajemen Warnet, Teknik SEO, Internet marketing sudah cukup untuk menjadi SMK Mandiri.

Mas Irawan, salah satu binaan saya yang sudah mandiri menjadi pengusaha Handphone, Pengusaha HP ini sudah berpengasilan lebih tinggi dari pegawai negeri Golongan 3.

Dan banyak Lulusan SMK, atau SMA yang sudah saya didik menjadi pengusaha yang kembali ke desanya bukan hanya menjadi karyawan tapi sudah menjadi pengusaha dan masuk golongan Wirausaha UKM atau UMKM. Berarti apa yang disampaikan oleh Mas Tantowi Yahya benar, SMK memang bisa menjadi Pengusaha Tangguh.

SMK Plus adalah Solusi Untuk Mengentas Pengangguran

Dalam rangka pelaksanaan pilar pembangunan di bidang pendidikan nasional untuk meningkatkan akses dan pemerataan serta peningkatan mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, melalui APBN tahun 2009 telah dialokasikan dana bantuan untuk:

1. Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMK;
2. Pembangunan Workshop/ Laboratorium/ Perpustakaan SMK;
3. Pengadaan Peralatan SMK Rintisan SSN;
4. Pengadaan Peralatan SMK Pra-SSN.

Salah satu tahapan dalam pemberian bantuan tersebut berupa kegiatan Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis Pemberian Bantuan Tahun Anggaran 2009.

Program tersebut tentu akan menjadikan SMK Plus, yaitu tersedianya peralatan / worshop / Laboratorium / perpustakaan plus jaringan Internet Gratis di setiap SMK di Indonesia. Kesungguhan pemerintah harus didukung, keberpihakan pemerintah melalui program program SMK bisa bukan hanya untuk Kampanye Pemenang Pilpres 2009, tapi harus menjadi program permanen yang terencana dan berkelanjutan.

SMK Gratis Setelah SD dah SMP Gratis

Anggaran pendidikan yang cukup tinggi yaitu 20 persen barangkali juga bisa digunakan untuk menjadikan SMK Gratis untuk rakyat yang tidak mampu menyekolahkan anaknya, sehingga tidak ada lagi yang tidak sekolah, Ini bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menyiapkan tenaga kerja siap pakai untuk mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi.

Menggerakan Sektor Real, Usaha Kecil dan Menengah

Ekonomi kerakyatan, tidak lepas dari ekonomi sektor real, sektor yang langsung bisa menyentuh kebutuhan masyarakat banyak. Tidak bisa dipungkiri Usaha Kecil dan menengah UKM menjadi tulang punggung dalam stabilitas ekonomi Nasional.

Jerintan Pengusaha Kecil Yang Tidak Punya Jaminan

Rasanya banyak orang seperti saya yang ingin berusaha tetapi tidak punya Jaminan untuk pinjam uang ke bank. Apakah saya yang tidak tahu informasi atau kuper, sehingga tidak tahu bagaimana meminjam uang untuk perluasan usaha. Selama ini jika saya butuh dana untuk berusaha saya pinjam dana dari Kartu Kredit yang bunganya tinggi itu. Tapi karena terpaksa maka hal ini sering dilakukan.

Setelah SMK Bisa berhasil tentu para pengusaha yang bisa menciptakan lapangan kerja juga harus didukung, baik dari segi penyiapan ifrastuktur, perijinan, insentif, managemen dan pendampingan serta penbinaan tentu juga dalam hal akses dana tanpa jaminan. Dana atau pinjaman bunga rendah menjadi dambaan bagi para pengusaha, terutama pengusaha kecil di desa-desa.

Pengusaha Pertanian, Pengusaha Perternakan, Perngusaha Perikanan dan pengusaha kecil yang lain harus difasilitasi untuk bergerak, pemerintah melalui program program pro rakyat yang sudah bekerja selama ini harus melanjutkan. Bukan Lanjutkan Pemerintah dalam berkuasa saja, tapi Lanjutkan dan tingkatkan program program pro Rakyat sampai ke pelosok Desa, bukan hanya di kota kota saja.

Catatan:

Tulisan saya ini jauh dari kesempurnaan, saya hanya menulis apa adanya, dan kadang banyak yang tidak tahu dan salah. Meskipun demikian saya tetap semangat, saya ingin memberi gambaran berapa program yang sudah baik ternyata belum tersosialisasi sampai ke desa-desa. Setelah saya kembali ke desa Ketan Ireng Kecamatan Prigen dan Pandaan Pasuruan, saya belum melihat kegiatan yang selama ini dicanngkan pemerintah. Masih banyak yang bisa dikembangkan tapi semua itu tentu butuh pembinaan, bimbingan dan permodalan. Sebagai rakyat kecil saya merasa nyaman hidup didesa, tapi karena lama hidup di kota besar Surabaya saya masih butuh penyesuaian agar bisa menjadi Petani Plus. Dengan adanya UKM Center, UMKM Center, Kelompok Usaha Tani KUT sudah menjadi modal awal untuk meramaikan desa, menjadi desa Mandiri, Petani Mandiri, Pengusaha Mandiri, Plus Tersedianya Tenaga Kerja Siap Pakai yang mau terjun di desa terutama dari lulusan SMK.

Anda Punya Pengalaman dibidang SMK, Anda Guru SMK, Pengusaha Kecil dan Menengah UKM, Ayo saling share untuk Indonesia Raya. Partisipasi Aktif Rakyat Adalah Kekuatan Bangsa. (Maaf bukan kampanye, hehehe)

Sumintar.com

HP. 08175016006
Petani Internet Indonesia

Minggu, 28 November 2010

SMK Bisa ! BSN Yes

20/08/2009
SMK Bisa! BSN Yes!

Itulah yel sederhana namun luar biasa memberi semangat bagi peserta sarasehan guru SMK. Sebagaimana program yang sedang digalakkan oleh pemerintah bahwa SMK Bisa! Siap kerja, Cerdas, dan kompetitif. Sarasehan yang diselenggarakan pada Rabu, 19 Agustus 2009 di Menara Peninsula merupakan kerjasama BSN dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Sarasehan diikuti lebih dari 50 guru Sekolah Menengah Kejuruang se-Jabodetabek dengan berbagai program keahlian (kelistrikan, bisnis dan manajemem, tata boga, hotel dan pariwisata, dsb).

Sarasehan yang bertema ”Peran Standar di Lingkungan Sekolah Kejuruan” ini dibuka oleh Dewi Odjar, Deputi bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN. Dalam pemaparan sambutan, Peran Standar di Era Perdagangan Global, dewi odjar menyampaikan posisi peran BSN dengan BSNP (Badan Standar Nasional pendidikan) dan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Selain itu juga disampaikan mengenai perkembangan dunia saat ini (globalisasi) yang tidak mengenal lagi batas-batas negara (borderless) menuntut kualitas sumber daya manusia yang mampu berkompetisi, baik secara lokal maupun global. Selain itu, satu hal yang penting adalah standar menjadi bahasa kedua setelah uang dan menjadi ”alat perang” dalam pasar global. Untuk itu, lulusan SMK yang diharapkan menjadi tenaga kerja siap pakai atau menjadi wirausaha minimal tahu akan arti pentingnya dan peranan standar, walaupun sebenarnya lebih dari itu, standar juga merupakan bagian dari keahlian yang harus dikuasai, misal SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) bagi SMK Program keahlian Kelistrikan.

Sarasehan juga diisi oleh 3 pembicara yaitu oleh Tisyo Haryono (Kepala Pusdikmas Standardisasi), Slamet Widodo (mewakili Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta), Prof. Syamsir Abduh (Praktisi pendidikan – Usakti). Tisyo Haryono dalam pemaparannya, Standardisasi Nasional, menyampaikan mengenai perkembangan Standar Nasional Indonesia, manfaat penerapannya, dan kasus-kasus terkini tentang SNI (Tabung Gas, Helm, Ban Kendaraan Bermotor). Slamet Widodo melalui pemaparannya, Potret SMK,menyampaikan mengenai perkembangan SMK di Lingkungan Provinsi DKI Jakarta yang jumlah sudah mencapai 582 SMK, dengan komposisi 62 SMK Negeri, 520 SM Swasta. Selain itu, disampaikan juga mengenai hasil penelitian para ahli bahwa ternyata Natural Resources (Sumber Daya Alam) hanya 10% pengaruhnya terhadap keunggulan suatu negara. Justru faktor pengaruh dominannya adalah Inovasi (45%), Networking(25%), dan Teknologi (20%). Pembicara terakhir, Prof. Syamsir Abduh, dalam pemaparannya, Penerapan Standar pada Sekolah Kejuruan, menyampaikan bahwa benar standar begitu penting bagi kehidupan kita, tanpa kita sadari bahwa standar merupakan bagian hidup kita, dari bangun tidur sampai tidur lagi, sejak dilahirkan sampai meninggal, masuk liang lahat yang ukurannya standar 2 x 1 m. Disampaikan juga bahwa penguasaan standar oleh lulusan SMK akan menjadi value atau nilai tambah sehingga seharusnya standar seharusnya sudah menjadi kebutuhan untuk diajarkan di SMK. 

Pada sesi akhir, sarasehan diwarnai dengan diskusi hangat, diantaranya mengenai fakta penerapan SNI yang masih rendah (bahkan untuk SNI wajib sekalipun) ditambah dengan ”kenakalan” produsen yang banyak merugikan konsumen yang masih lemah posisinya, keadaan tersebut diperparah dengan law enforcement(penegakan hukum) yang masih rendah. Menjawab hal tersebut, Prof. Syamsir Abduh menyampaikan bahwa penerapan standar pada dasarnya voluntary karena standar adalah kebutuhan, konsumen yang seharusnya cerdas dan aware akan standar dengan mengkonsumsi produk yang sesuai SNI, gaya hidup ini pada akhirnya akan menjadi seleksi pasar sehingga produk yang tidak sesuai standar (yang merugikan konsumen) dengan sendirinya akan kalah bersaing. Tisyo Haryono menambahkan bahwa kewajiban pemerintah untuk melindungi konsumen dari produk yang tidak sesuai standar (merugikan konsumen) dilakukan oleh BPOM dan Badan Pengawasan Barang Beredar Depdag RI. Diskusi lainnya adalah mengenai sertifikasi ISO 9001 yang mahal, seperti diketahui sertifikasi ISO 9001 sedang marak di lingkungan pendidikan. Menjawab hal ini, Prof. Syamsir Abduh menyampaikan bahwa hal tersebut terjadi karena sertifikasi dilatarbelakangi dengan ”paksaan”setidaknya hal ini dapat dilihat dari kecenderungan bahwa yang dicari adalah sertifikatnya bukan penerapan sistemnya. Sertifikasi ISO 9001 akan mudah bahkan datang dengan sendirinya jika penerapannya didasarkan pada 2 aspek, yaitu quality culture (direalisasikan dalam quality planning, quality control, dan quality assurance) dan Komitmen manajemen puncak. Lebih dari itu penerapannya akan memberikan dampak (valuedan manfaat) lebih jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi.

Melalui sarasehan ini, selain meningkatkan awareness guru SMK tentang standar dan ikut ”menularkannya” dengan mengajarkan standar bagi peserta didik, juga diharapkan ikut mewarnai pengembangan SNI sehingga selain lulusan SMK mendapat valuekarena ”melek” standar, juga SNI menjadi semakin berkualitas (menjawab kebutuhan). SMK Bisa! BSN Yes!

Sabtu, 02 Oktober 2010

TAMATAN SMK BISA CIPTAKAN LAPANGAN USAHA

Jakarta, Mendiknas Bambang Sudibyo optimistis tamatan SMK mampu menciptakan lapangan usaha dan menjadi tenaga kerja profesional di bidangnya karena terbukti mampu memproduksi barang dan jasa dengan teknologi tinggi.

"Di arena pameran karya SMK 2009, kita bisa melihat bukti bagaimana siswa SMK di berbagai daerah mampu memproduksi bahkan memasarkan sendiri pula hasil rakitannya," ungkapnya seusai membuka pameran dan Lomba Kompetensi Siswa [LKS] SMK di Arena Pekan Raya Jakarta pada Kamis malam.

Proses pembelajaran termasuk semangat kewirausahaan (entrepreneurship) yang ditanamkan selama dalam pendidikan membuat pihaknya optimistis, siswa SMK kelak mampu menjadi pengusaha handal seperti yang dibuktikan tamatan SMK lainnya yang kini memiliki usaha berteknologi tinggi seperti PT NEC Mitra Persada maupun PT Shigata Tool Indonesia.

"Para pemilik perusahaan itu semuanya adalah tamatan SMK yang kini telah bermitra dengan sejumlah SMK negeri di berbagai kota dan menjadikan SMK sebagai teaching factory yang memproduksi berbagai produk bernilai tinggi pula," katanya.

Mendiknas mengatakan LKS SMK merupakan salah satu instrumen untuk pencitraan dari pencapaian peningkatan akses, serta pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan melalui SMK. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha dan menciptakan kerja sama yang lebih erat antara SMK dan mitra industri.

"Kami percaya tujuan tersebut dapat tercapai karena semua stakeholder telah mendukung dan mengambil peran sesuai tugas dan fungsinya masing-masing."

Mendiknas pada kesempatan peninjauan pameran tertarik untuk menikmati sejenak kenyamanan mobil pick up extra cabin dari SMKN 1 Singosari Malang. Sejumlah mobil rakitan dari SMKN lainnya juga dipamerkan seperti protipe minibus, van, sedan SUV. Mendiknas yang didampingi istri, Retno Sunarminingsih, aktif bertanya pada guru pembimbing dan Dirjen Pembinaan SMK Depdiknas Joko Sutrisno yang memandunya tur di arena pameran.

Dalam peninjauan itu selain mencermati dengan seksama karya otomotif siswa SMK seperti mobil dan motor, dia juga kagum dengan Computer Numeric Control (CNC) hasil rakitan siswa SMK yang bermitra dengan PT Shigata Tool Indonesia yang menggandeng Headman, produsen CNC asal China untuk memproduksi berbagai jenis CNC bermerek SMK Headman.

Darwin Gao, Sales manager international Sales Dept Headman, dalam obrolannya bersama istri Mendiknas mengatakan mesin pintar ini bisa membuat beragam suku cadang dan membuat beragam mesin induk pula untuk memenuhi pasar umum yang kualitasnya tidak kalah dengan mesin bertekhnologi Jerman dan China sendiri.

"Kami bersikap terbuka jadi tidak ada masalah untuk menjalin kerjasama dengan Shigata Tool Indonesia maupun dengan SMK untuk alih tekhnologi, apalagi pasarnya terbuka luas," kata Darwin.

Ketrampilan siswa SMK bukan hanya menguasai tekhnologi tinggi di bidang komputer dan otomotif tetapi juga dalam hal manufaktur lainnya seperti membuat peralatan rumah sakit terutama tempat tidur, filling cabinet dan peralatan kantor lainnya serta pembuatan mesin. (tw)


http://web.bisnis.com/umum/pendidikan/1id118657.html

Jumat, 01 Oktober 2010

SMK: Sekolah Pencetak Superman

Oleh Mahatma Chryshna

Tingkat kelulusan ujian nasional sekolah menengah kejuruan tahun 2010 mengalami penurunan. Kompas.com (29/4) menuliskan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh program “SMK Bisa”. Seberapa besar program “SMK Bisa” memengaruhi turunnya tingkat kelulusan SMK tahun ini?

Dalam ranah praktis, program “SMK Bisa” tidak mengubah kurikulum SMK yang sudah ada. Program tersebut menaikkan citra SMK dan mendorong masyarakat untuk memilih pendidikan SMK yang lebih memberikan kepastian pekerjaan. Diharapkan terjadi peralihan perbandingan SMA dan SMK menjadi 70 persen SMK dan 30 persen SMA di akhir 2015.

Di balik program tersebut, ada keinginan untuk menciptakan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. Logikanya, semakin banyak SMK, semakin banyak pula anak Indonesia yang siap bekerja. Sebaliknya, semakin banyak SMA akan memperbanyak pengangguran karena tidak semua lulusan SMA dapat meneruskan ke perguruan tinggi. Apa yang terjadi di lapangan? Beban berat bagi SMK.

Mata pelajaran di SMK yang digunakan untuk ujian nasional (UN) ada empat, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Teori Kejuruan. Jumlah itu lebih sedikit dari mata pelajaran yang digunakan untuk ujian bagi SMA jurusan IPA (6), IPS (6), maupun Bahasa (6). Akan tetapi, dalam kenyataannya, siswa SMK tetap mendapatkan pelajaran yang sama, bahkan lebih banyak daripada siswa SMA jurusan IPA, IPS, maupun Bahasa.

Siswa SMK mendapatkan pelajaran, di luar praktik, yang cukup banyak seperti Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani, Matematika, Fisika, IPA, Kimia, Biologi, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Keterampilan Komputer, dan Kewirausahaan. Semua mata pelajaran itu juga menjadi bahan ujian sekolah. Dengan demikian, siswa SMK menerima kompilasi mata pelajaran yang diterima oleh siswa SMA jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Selain itu, siswa SMK juga masih dituntut keterampilan berhubungan dengan kejuruan yang dipilih, misalnya Teknik Permesinan, Otomotif, Boga, dan lain-lain. Keterampilan tersebut mensyaratkan adanya ujian kompetensi. Oleh karena itu, selain UN dan ujian sekolah, siswa SMK masih harus menjalani ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).

Susunan kurikulum SMK menampakkan kecenderungan untuk membentuk siswa menjadi manusia serbabisa, superman. Muatan kurikulum SMK itu adalah cerminan dari banyaknya pihak yang turut berkepentingan dalam pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan kejuruan.

Bukan lagi terminal

Dari ranah teoretis, program “SMK Bisa” juga memperlihatkan perubahan paradigma SMK. Selama ini, masyarakat umum melihat bahwa SMK adalah terminal atau akhir dari suatu tahapan pendidikan. Lulusan SMK tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi tetapi langsung bekerja.

Dengan cakupan muatan kurikulum yang cukup luas itu, SMK bukan lagi terminal. Lulusan SMK semakin mudah meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan SMK tidak lagi bersifat terminal tetapi antisipatif. Lulusan SMK dapat langsung bekerja tetapi dapat juga melanjutkan ke perguruan tinggi. Pihak yang diuntungkan dengan paradigma ini adalah siswa dan lembaga perguruan tinggi. Siswa mendapatkan keuntungan karena kemungkinan yang semakin terbuka lebar. Adapun lembaga perguruan tinggi tetap mendapatkan mahasiswa.

Manusia yang sama

Muatan kurikulum yang cukup berat bagi SMK ini disusun berdasarkan profil lulusan yang diharapkan, yaitu mengakomodasi kepentingan perguruan tinggi, dunia industri, dan kepentingan lain. Dengan kata lain, muatan kurikulum ini tidak dimulai dari dasar yang sama bahwa manusia yang dihadapi baik SMA maupun SMK itu sama. Kelemahan menyusun suatu program atau kurikulum hanya berdasarkan profil lulusan yang diharapkan adalah tidak mendarat dan tidak menyentuh sisi visi pendidikan manusia Indonesia.

Dengan “bahan dasar” yang sama, yaitu manusia yang sama, SMK ingin mencetak manusia-manusia super sekaligus mengatasi beberapa masalah seperti pengangguran. Manusia tidak lagi dilihat sebagai pribadi yang memiliki potensi sekaligus keterbatasan, tetapi dilihat sebagai bahan mentah yang siap olah tergantung pabrik pengolahnya.

Semakin lama pengolahan dan semakin banyak unsur yang ditambahkan, semakin optimal juga manusia yang akan dihasilkan. Dengan kata lain, manusia diperlakukan sebagai suatu produk yang diolah sesuai dengan tuntutan berbagai pihak yang membutuhkan seperti dunia industri, perguruan tinggi, maupun permintaan orangtua siswa.

Menata kurikulum

Pendapat bahwa program “SMK Bisa” menjadi sebab turunnya angka kelulusan SMK tahun ini tak seluruhnya benar. Turunnya tingkat kelulusan SMK tahun ini, secara umum, disebabkan oleh beban kurikulum SMK yang berorientasi pada pembentukan manusia super. Beban tersebut dapat berkurang dengan menata kembali kurikulum SMK sesuai dengan keterampilan yang dikhususkan.

Situs Jaringan Pendidikan Nasional, pada Hari Pendidikan Nasional (2/5), menyimpulkan adanya lima perubahan paradigma yang dilakukan Kementerian Pendidikan Nasional. Semoga perubahan paradigma SMK sebagai pencetak superman juga menjadi agenda pemerintah sehingga pendidikan karakter bangsa yang diharapkan juga semakin terwujud.

MAHATMA CHRYSHNA Guru SMK Mikael Surakarta

Sumber : Kompas 20 Mei 2010

Kamis, 19 Agustus 2010

LPJ MOPD

Hari-hari KKN- PPL sudah semakin mendekati akhir. Kesibukan semakin meningkat, program-program yang belum terlaksana segera terealisasikan,yang sudah terlaksana harus sudah buat LPJ. Hupf bikin pusing memang.. Kebetulan aq dapat LPJ mopd, karena waktu singkat maka IQ meningkat.hehe...

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK

A.Latar Belakang

Setiap jenjang pendidikan memiliki ciri – ciri khusus yang membedakannya dengan jenjang pendidikan lainnya. Kekhususan ini dibutuhkan, karena cara penyampaian materi pendidikan perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan mental psikologis peserta didik. Adanya ciri khusus pada setiap jenjang pendidikan menyebabkan beberapa kebiasaan belajar yang dikembangkan di jenjang sebelumnya perlu ditinggalkan dan diganti dengan cara belajar yang baru yang lebih sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan mental psikologis siswa.

Penyelenggaraan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) di SMK N xxxxx merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka memberikan pengenalan mengenai lingkungan sekolah yang akan didudukinya. Disamping itu, kegiatan MOPD diadakan sebagai upaya untuk menjembatani siswa mengenal berbagai kekhususan dari jenjang pendidikan barunya, baik yang berupa lingkungan fisik, lingkungan sosial maupun program belajar.

Sabtu, 31 Juli 2010

FITUR BARU DALAM MICROSOFT POWERPOINT 2003

Beberapa fitur baru diimplementasikan pada PowerPoint 2003 oleh Microsoft. Disamping persoalan kopatibelitas dengan aplikasi office lainnya, seperti kemampuan Instant Messaging, berbagi area kerja (shared workspace), Smart Tag (yang tersedia sejak awal PowerPoint), sehingga menjadikan PowerPoint sebagai aplikasi presentasi yang powerfull sejak pertama kali diperkenalkan, kemudian fitur-fitur ini terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan Microsoft PowerPoint itu sendiri.
Baberapa fitur-fitur baru yang unik pada PowerPoint 2003, antara lain :

•Packaging presentations.
Pada edisi PowerPoint XP dan edisi sebelumnya, untuk melakukan proses Packing ke dalam bentuk Autorun Presentation CD, harus dilakukan dalam beberapa tahap, namun saat dijalankan pada sistem lain, maka harus terlebih dahulu dilakukan instalasi PowerPoint Viewer, sebagai sarana untuk menjalankan slide presentasi tanpa PowerPoint, jika pada sistem tersebut tidak terdapat Microsoft PowerPoint. Maka dengan kekurangan tersebut pada edisi
2003 ini, dilakukan langkah penyempurnaan terhadap proses packing presentations, sehingga seorang user tidak harus dipusingkan lagi dengan langkah yang panjang, karena proses tersebut dapat dilkukan dalam satu langkah mudah., dengan fasilitas Package for CD, semua kebutuhan untuk membuat sebuah autorun presentation CD telah disatukan ke dalam satu kesatuan yang utuh, sehingga prsentasi slide yang dibuat dpat dijalankan pada sistem user yang
lain sekalipun tanpa PowerPoint.
Improved navigation tools. Slide Navigator diganti dengan dengan yang lebih mudah dalam penggunaanya yang ditemaptkan pada toolbar, untuk berpindah ke presentasi slide lainnya.
•Larger movie display. Pada PowerPoint 2003, kita dapat menampilkan file movie yang ditumpangkan pada PowerPoint slide secara full screen.

Pengembangan yang dilakukan oleh Microsoft pada PowerPoint 2003 tersebut di atas, akan dikupas secara lebih mendetil implementasinya pada Modul-modul pelatihan berikutnya, yang secara garis besar akan dibahas pada :
1.Packaging Presentation, akan dibahas pada Modul 7, tentang Packing dan
Distribusi PowerPoint

2.Slide Show Annitation dan Improved navigation tools, akan dibahas pada Modul
1 dan 2 dan modul latihan

3.Large Movie Display, akan dikupas dalam Modul 6, tentang File Video dalam
PowerPoint.

Materi Pengenalan PowerPoint

Presentasi merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang tentang suatu topic oleh seorang presenter kepada audiennya. Termasuk di dunia pendidikan presentasi merupakan suatu kemutlakan yang harus dilakukan oleh sorang tenaga pendidik terhadap peserta didiknya di dalam proses pembelajaran, dengan tujuan agar transfer knowledge dapat terajadi secara optimal.
Dalam proses presentasi ini, peranan media pendukung merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran tersebut, karena dengan adanya media pendukung, proses komunikasi dapat berlangsung dengan lebih baik. Salah satu jenis media pendukung tersebut adalah slide presentasi. Dengan berkembangnya teknologi komputer, maka peranan slide ini dapat digantikan oleh beberapa jenis aplikasi, salah satu yang paling populer adalah Microsoft PowerPoint.

SEKILAS TENTANG MICROSOFT POWERPOINT 2003

Microsoft PowerPoint merupakan salah satu perangkat lunak yang sangat populer dalam menunjang kegiatan presentasi. Sejak diperkenalkan dalam Microsoft Office 1.0
Versi Beta, aplikasi ini langsung menyedot perhatian praktisi dalam merancang slide presentasi, yang saat itu didominasi oleh Lotus. Software serupa antara lain Corel Presentation yang dikeluarkan oleh Corel, Lotus Professional, berisikan aplikasi office dari Lotus dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan Microsoft Office, maka kemampuan Microsoft PowerPoint dalam menampung aspirasi desainer slide juga semakin berkembang, dan edisi terakhir dari aplikasi ini terintegrasi di dalam paket Microsoft Office 2003, dengan beberapa tambahan fasilitas dan fungsi.
Beberapa fasilitas baru yang terdapat pada Powerpoint 2003, antra lain :

1.Peningkatan kemampuan untuk berintegrasi dengan berbagai jenis aplikasi media, sehiangga dengan kemampuan ini, kita dapat menjalankan file-file movie secar full screen pada Powerpoint. Hal ini dapat dilakukan karena Powerpoint mendukung beberapa format file media, diantaranya ASX, WMX, M3U, WVX, WAX, dan WMA
2.Sistem navigasi slideshow yang baru, sehingga dengan bantuan system nevigasi ini, kita dapat melihat slideshow pada saat merancang presentasi.
3.Dukungan smart tag, sehingga dalam proses pembuatan animasi slide, lebih banyak template dan dukungan financial symbol yang lebih optimal.
4.Untuk transfer image, powerpoint 2003 dapat menjaga resolusi bitmap dengan lebih baik.
5.Fasiltas Document Workspace, dengan sarana ini, maka proses editing dengan melibatkan co-authoring akan lebih mudah dilakukan.


Jumat, 30 Juli 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Belajar buat RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN atau RPP. Dalam minggu-minggu ini akan di sibukkan oleh kegiatan membuat RPP. Nah berikut contoh RPPnya.

Mata Pelajaran : KKPI
Kelas/Semester : XI / 1
Standar Kompetensi : 2. Mengoperasikan sistem operasi software
Kompetensi Dasar : 2.4. Mengoperasikan software presentasi
Indikator :
•Fungsi software presentasi dijelaskan dengan benar
•Software presentasi dijalankan melalui perintah pada start menu, atau shortcut
•Berbagai software presentasi dioperasikan sesuai SOP
•Perintah-perintah pengelolaan file presentasi, seperti: membuat baru, membuka, menyimpan, menyimpan dengan nama lain diaplikasikan sesuai dengan SOP
Alokasi Waktu : 2 jam x 45 menit

A.Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
•Mengoperasikan software aplikasi presentasi.
•Memahami dan mengoperasikan pengaturan slide-slide pada aplikasi presentasi sesuai prosedur.

B. Materi Pembelajaran
•Pengenalan software aplikasi dan menu-menu software presentasi
•Membuat, membuka dan menyimpan file presentasi

C. Metode Pembelajaran
•Menjelaskan
•Demonstrasi
•Latihan
•Penugasan

segitu dulu ya gan..
Untuk lebih lengkapnya bisa minta kiriman e-mail dari saya..silahkan pesan saja..bila saya ada dan bisa ,insyaalah akan saya balas.

Senin, 26 Juli 2010

MOPD di SMK N 1 Seyegan


Kebetulan sekali kegiatan MOPD/ atau MOS klo dulunya sebelum di rubah. Dari Masa Orientasi Siswa menjadi Masa Orientasi Peserta Didik. Bukan sekedar merubah nama juga,namun di harapkan dapat merubah kebisaan "perploncoan".
Kebetulan akan saya sajikan berita mengenai MOPD di SMK N 1 Seyegan yang katanya unik sampai masuk liputan beberapa media baik TV,ataupun Surat kabar.
Berikut petikannya:
SLEMAN-Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap hari pertama masuk sekolah selalu diadakan masa orientasi siswa (MOS). Seakan sudah menjadi kebiasaan, tiap digelar MOS, selalu ada keunikan yang mencul. Terutama menyangkut tugas dari panitia yang ditujukan kepada siswa baru. Kesan perpeloncoan seakan tak lagi menjadi hal yang
ditabukan, asalkan MOS digelar tanpa adu atau hukuman fisik bagi para peserta.

Seperti tugas yang diberikan panitia MOS SMKN 1 Seyegan, Sleman. Siswa baru diwajibkan membawa nasi berjumlah seribu butir dan kursi seribu lipat. Bagaimana menghitungnya? Tentu saja, bagi siswa baru dibutuhkan kreativitas untuk menyiasati tugas-tugas “aneh” dari kakak-kakak kelas itu. Apalagi siswa juga disuruh membawa sayur es. Kalimat-kalimat ambigu dalam tugas memerlukan penafsiran yang jitu.
“Ini bukan perpeloncoan, tapi memang untuk mengembangkan kreativitas siswa,” ujar Ketua Pelaksana MOS SMKN 1 Seyegan Heri Sutrisno Mumu di sela-sela kegiatan, keamrin (12/7).

Seperti yang sudah diduga, sayur es menurut Heri bisa saja sayur yang huruf depannya diawali “S”. Jadi bukan sayur diberi es batu. Sedangkan kursi seribu lipat tak harus dibentuk menyerupai tempat duduk. “Bisa saja kursi itu hanya lembaran koran yang dilipat-lipat untuk duduk,” terang Heri. Nasi yang dibawa pun tak harus dihitung rinci. Sebagian siswa baru menyiasati dengan menempelkan tulisan seribu biji atau angka 1.000 pada bungkus nasi.

Sementara itu, ternyata tak semua sekolah menerapkan kegiatan MOS dengan ubarampe dan kegiatan unik di luar pembelajaran kurikulum. Di SMPN 1 Mlati Sleman, misalnya. MOS hari pertama tak nampak adanya kegiatan “aneh”, siswa baru hanya diharuskan mengenakan atribut yang neko-neko. Seperti papan nama dengan tali rafia, topi kertas, dan kaus kaki warna-warni. Selanjutnya, siswa baru hanya diberi pengenalan seputar sekolah dan materi wawasan wiyata mandala dan pembinaan kharakter. “Kami mengisi
MOS dengan metode pembelajaran di SMPN 1 Mlati. Pengenalan tata cara belajar lebih ditekankan,” terang Kepala SMPN 1 Mlati Suparto kepada wartawan.

Pengenalan lingkungan sekolah juga dilakukan oleh panitia MOS di SMAN 1 Godean. Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan SMAN 1 Godean Selamet, S.Pd mengaku khawatir kegiatan MOS yang berlebihan akan memberatkan siswa. “Siswa cukup membawa kartu identitas saja,” katanya.(yog)

Jumat, 12 Februari 2010

Materi KKPI kelas 3 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan Komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan.

B. Tujuan Membangun Jaringan Komputer
Tujuan dibangunya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi secara tepat dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) menuju kesisi penerima (receiver) melalui media komunikasi.

Ada beberapa hal yang masih dirasa menjadi kendala, yaitu :
1. Masih mahalnya fasilitas komunikasi yang tersedia dan bagaimana memanfaatkan jaringan komunikasi yang ada secara efektif dan efisien.

2. Jalur transmisi yang digunakan tidak benar – benar bebas dari masalah gangguan (noise).

C. Manfaat Jaringan Komputer
Manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer, yaitu :
1. Sharing resources
Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai.

2. Media Komunikasi
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting lainnya.

3. Integrasi Data
Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat, karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.
4. Pengembangan dan Pemeliharaan
Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya, karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu membeli printer sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah karena printer itu dapat digunakan secara bersama – sama. Jaringan komputer juga memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan peralatan lainnya, misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap serangan virus maka pemakai cukup memusatkan perhatian pada harddisk yang ada pada komputer pusat.

5. Keamanan Data
Sistem Jaringan Komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data. Karena pemberian dan pengaturan hak akses kepada para pemakai, serta teknik perlindungan terhadap harddisk sehingga data mendapatkan perlindungan yang efektif.

6. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini
Dengan pemakaian sumber daya secara bersama – sama, akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang terjadi dapat segera langsung diketahui oleh setiap pemakai.

Tentang KKPI

KKPI adalah singkatan dari Keterampilan Komputer dan Pengelelolaan Informasi. Pada Sekolah Kejuruan (SMK) KKPI merupakan salah satu mata pelajaran kelompok Adaptif. KKPI mulai diimplementasikan pada kurikulum SMK edisi 2004 sampai diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional Repbublik Indonesia.

Deskrispi Umum KKPI
Agar generasi depan dapat mengikuti derap perkembangan global, kita harus mengupayakan agar setiap insan anak bangsa melek informasi. Oleh karena itu mereka perlu dibekali dengan kemahiran minimal, yaitu mengoperasikan komputer untuk mengelola informasi.

1. KKPI adalah kemampuan minimal yang harus dibekalkan kepada insan Indonesia (siswa SMK atau sederajat) agar mampu menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk mengelola informasi adalah sebagai berikut :
a. Mengoperasikan Komputer
- menghubungkan seluruh komponen komputer dengan kabel penghubung sehingga dapat dihidupkan/dinayalkan dan dapat berfungsi.
- menghidupkan/menyalakan perangkat komputer
- membuka dan menutup/mematikan program aplikasi pengolah kata, pengolah angka dan pembuat paparan.
- mengetik dengan 10 jari.

b. Mengelola Informasi
- mencari informasi
- mengelompokkan, mengklasifikasikan, menyimpan informasi
- mengemas informasi menjadi informasi baru.
- menyusun informasi menjadi bahan paparan.
- memaparkan atau mempresentasikan informasi.
- melakukan koneksi ke Internet
- bekerja menggunakan internet untuk mencari, mengumpulkan dan merekam informasi.

2. KKPI akan terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan kompentensi tamatan SLTP atau sederajat dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

3. KKPI adalah paradigma masa depan, bukan paradigma sekarang atau masa lalu. KKPI adalah satu bentuk kepedulian pengembang IT Depdiknas untuk mempersiapkan anak bangsa agar siap hidup di zamannya.