Tampilkan postingan dengan label Elektronika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Elektronika. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Juni 2010

Teori Dasar Listrik

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.

Sifat-sifat listrik

Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalam benda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frase "jumlah listrik" digunakan juga dengan frase "muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik: positif dan negatif. Melalui eksperimen, muatan-sejenis saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik satu sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb. Beberapa efek dari listrik didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik.
Satuan unit SI dari muatan listrik adalah coulomb, yang memiliki singkatan "C". Simbol Q digunakan dalam persamaan untuk mewakili kuantitas listrik atau muatan. Contohnya, "Q=0,5 C" berarti "kuantitas muatan listrik adalah 0,5 coulomb".
Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari wolfram dan tungsten, cahaya pijar akan dipancarkan oleh logam itu. Bahan-bahan seperti itu dipakai dalam bola lampu (bulblamp atau bohlam).
Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai hambatan, maka akan dilepaskan panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan berlipat. Sifat ini dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik.
[sunting]Berkawan dengan listrik

Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif.
Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi (atau lantai rumah). Hal ini disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan netral (ground). Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di tiang listrik dan satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik ("terkena strum").
Listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau batere. Listrik yang kecil, misalnya yang tersimpan dalam batere, tidak akan memberi efek setrum pada tubuh. Pada aki mobil yang besar, biasanya ada sedikit efek setrum, meskipun tidak terlalu besar dan berbahaya. Listrik mengalir dari kutub positif batere/aki ke kutub negatif.
Sistem listrik yang masuk ke rumah kita, jika menggunakan sistem listrik 1 fase, biasanya terdiri atas 3 kabel:
Pertama adalah kabel fase yang merupakan sumber listrik bolak-balik (positif dan negatifnya berbolak-balik terus menerus). Kabel ini adalah kabel yang membawa tegangan dari pembangkit tenaga listrik (PLN misalnya); kabel ini biasanya dinamakan kabel panas (hot), dapat dibandingkan seperti kutub positif pada sistem listrik arus searah (walaupun secara fisika adalah tidak tepat).
Kedua adalah kabel netral. Kabel ini pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol, yang biasanya disambungkan ke tanah di pembangkit tenaga listrik (di kantor PLN misalnya); dapat dibandingkan seperti kutub negatif pada sistem listrik arus searah; jadi jika listrik ingin dialirkan ke lampu misalnya, maka satu kaki lampu harus dihubungkan ke kabel fase dan kaki lampu yang lain dihubungkan ke kabel netral; jika dipegang, kabel netral biasanya tidak menimbulkan efek strum yang berbahaya, namun karena ada kemungkinan perbedaan tegangan antara acuan nol di kantor PLN dengan acuan nol di lokasi kita, ada kemungkinan si pemegang merasakan kejutan listrik. Dalam kejadian-kejadian badai listrik luar angkasa (space electrical storm) yang besar, ada kemungkinan arus akan mengalir dari acuan tanah yang satu ke acuan tanah lain yang jauh letaknya. Fenomena alami ini bisa memicu kejadian mati lampu berskala besar.
Ketiga adalah kabel tanah atau Ground. Kabel ini adalah acuan nol di lokasi pemakai, yang biasanya disambungkan ke tanah di rumah pemakai; kabel ini benar-benar berasal dari logam yang ditanam di tanah dekat rumah kita; kabel ini merupakan kabel pengamanan yang biasanya disambungkan ke badan (chassis) alat2 listrik di rumah untuk memastikan bahwa pemakai alat tersebut tidak akan mengalami kejutan listrik. Walaupun secara teori, acuan nol di rumah (kabel tanah ini) harus sama dengan acuan nol di kantor PLN (kabel netral), kabel tanah seharusnya tidak boleh digunakan untuk membawa arus listrik (misalnya menyambungkan lampu dari kabel fase ke kabel tanah). Tindakan ceroboh seperti ini hanya akan mengundang bahaya karena chassis alat-alat listrik di rumah tersebut mungkin akan memiliki tegangan tinggi dan akan menyebabkan kejutan listrik bagi pemakai lain. Pastikan teknisi listrik anda memasang kabel tanah di sistem listrik di rumah. Pemasang ini penting, karena merupakan syarat mutlak bagi keselamatan anda dari bahaya kejutan listrik yang bisa berakibat fatal dan juga beberapa alat-alat listrik yang sensitif tidak akan bekerja dengan baik jika ada induksi listrik yang muncul di chassisnya

Rabu, 21 April 2010

PEMBATAS AUDIO/AUDIO LIMITER

Dalam elektronik, sebuah limiter adalah sebuah rangkaian yang memungkinkan sinyal input yang ditetapkan di bawah kekuasaan untuk lulus tidak terpengaruh sementara pelemahan puncak sinyal yang lebih kuat yang melebihi kekuatan masukan ini.
Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti “shhhhhh”. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.

PEMBAHASAN
Audio limiter sendiri dapat di bedakan menjadi audio limiter dan audio compressor. Seperti telah di ungkapkan dalam pendahuluan tadi bahwa audio limiter digunakan untuk membatasi sinyal audio sedangkan audio Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori “gain based”. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna utk membuat signal lebih rata atau stabil (tidak terlalu naik turun).
Contohnya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang lebar.
Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat “masuk/menempel” dengan baik pada musik organ tunggal. Untuk rekaman, Compressor juga dapat digunakan “sebelum” signal masuk ke tape / hard disk. Untuk aplikasi ini, Compressor berguna untuk menjaga signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping.

Dasar Audio Limiter
Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai Pembatas tegangan (voltage limiter). Rangkaian ini digunakan untuk membatasi tegangan sinyal input pada suatu level degangan tertentu. Rangkaian ini berguna untuk pembentukan sinyal dan juga untuk melindungi rangkaian dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Beberapa aplikasi dari pembatas tegangan adalah noise limiter dan audio limiter.

Rangkaian pembatas tegangan ada 2 jenis berdasarkan pada level tegangan yg dibatasi. Pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian positifnya disebut pembatas tegangan positif (positive limiter) sedangkan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian negatifnya disebut pembatas tegangan negatif (negative limiter).

Macam-Macam Pembatas Audio/Audio Limiter:
Yang masih termasuk dari kategori audio limiter antara lain:
a) Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada.
b) Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.
c) Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contohnya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 – 8 kHz dan berguna untuk menekan bunyi desis pada vocal.
d) Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap-tiap compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu untuk mid, dan satu untuk high frequency.
Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude. Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu klasik. Nah, inilah yang akan kita coba pertahankan.


Parameter Yang Ada Dalam Audio Limiter
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, saya akan membagi nya menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan release time. Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.

Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai bekerja. Anda lah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold di set pada -20 dB, maka semua signal yang melewati -20 dB akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di proses.
Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita tambahkan pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18 dB.

Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda bertanya-tanya, berapa dB kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban nya, tergantung selera dan jenis musik yang sedang anda mixing. Tapi, ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah mengkompress sebesar 6 dB, maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nya suara sebelum di kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah artikel ini.

Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time menentukan berapa lama nya si compressor “menunggu sebelum mulai bekerja” setelah ia mendeteksi adanya signal yang melewati threshold. Seperti kita lihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki “Sound Envelope” yang berbeda. Jika attack time anda set “fast”, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati threshold.

Contohnya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika anda merubah attack time to “slow”, maka compressor tak akan bereaksi terhadap signal berdurasi pendek.
Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time menentukan berapa lama nya si compressor “menunggu sebelum berhenti bekerja” setelah ia mendeteksi bahwa signal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)

Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika sebuah signal di compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah “Gain” dari signal audio anda yang sudah di kompress.

Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di bawah threshold, sama sekali tidak di compress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai bekerja.

Selasa, 19 Januari 2010

STEREO MIXER 8 CHANEL

A.KOPETENSI
Setelah menyelesaikan praktikum, diharapkan mahasiswa dapat :
1.Mengetahui prinsip kerja dari rangkaian mixer.
2.Mengetahui fungsi dari bagian – bagian mixer.
3.Mengoperasikan dan mengetahui kegunaan per potensio per chanel.

B.PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1.Mixer 8 chanel Stereo Sound System
2.Microphon
3.Speaker Aktif
4.Probe kabel secukupnya

C.DASAR TEORI
Mixing adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya dua (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over baru ke power amplifier dan akhirnya ke speaker.
Konsul mixing (Audio Mixer) adalah pusat dari sistem tata suara dimana operator dapat menyampur, menyamakan dan menambah efek-efek pada sumber-sumber suara. Berbagai konsul mixer dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam satu sistem tata suara tunggal. Dalam tata suara, konsul mixer utama (FOH, Front of House) harus berada dimana operator dapat melihat dan mendengar aksi di panggung. Mixing dengan booth monitor terdekat akan mencegah operator dari pendengaran yang campur aduk antara suara artis, umpan balik Loudspeaker utama, gaduh penonton dan juga efek akustik ruangan. Pada pertunjukan skala besar, sering kali menggunakan konsul mixing untuk monitor panggung secara terpisah, dimana diperuntukkan untuk menciptakan monitor hasil mix bagi monitor-monitor diatas panggung. Konsul-konsul ini sering kali terletak di samping panggung sehingga operator dapat berkomunikasi dengan yang sedang tampil diatas panggung. Sehingga akan memudahkan saat ada gamgguan-gangguan kecil karena cacat intrumen atau karena faktor lain yg menyebabkan suara cacat

Gambar dasar suatu Mixer dengan 3 input MIC.
D.LANGKAH KERJA
1.Siapkan Alat dan Bahan yang di butuhkan
2.Rangkailah Mixer dengan Microphon dan Speaker Aktif
3.Gambarlah Mixer Stereo Sound System lengkap dengan tombol-tombolnya
4.Jelaskan Fungsi dari masing-masing tombol Mixer
5.Untuk mengetahui fungi dari masing-masing tombol terlebih dahulu atur-aturlah tombol Mixer sehingga suara bisa keluar
6.Setelah langkah nomor 1 sampai dengan 5 dilakukan, kemudian tuliskan data yang sesuai didapat dari hasil praktikum tersebut yg mengunakan MIXER.

ANALISA DATA
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya dua (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over baru ke power amplifier dan akhirnya ke speaker.
Bagian – bagian pengatur pada mixer 8 chanel dan fungsinya :
1. Mic/line
Switch tekan ini untuk merubah sirkit gain control. Tergantung apakah yang menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD. Pada banyak mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line input pada channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut jack Canon. Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa dipakai jack gitar. Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan diantara keduanya. Sebagai contoh, anda dapat mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada mic input kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga tinggal men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel, khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.

2. Gain
Disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh console. Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi. Contoh : untuk penyanyi yang suaranya lemah atau tidak meiliki power yang baik, diperlukan penambahan gain yang lebih. Sedangkan untuk gebukan kick drum, mungkin dilakukan dengan sedikit penambahan. Ini dilakukan agar menjaga setiap input yang masuk ke mixer tetap optimal. Input gain yang terlalu besar akan menyebabkan distorsi, sedangkan kalau terlalu lemah akan membutuhkan penambahan yang bila berlebihan akan menyebabkan noise.
Jadi input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis, karena dari sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Makanya usahakanlah untuk menjaga agar setiap input tetap clean dan clear sebisa mungkin. Sebab noise dan distorsi yang diakibatkan dalam poin ini akan mengalir terus ke seluruh system dan membuat seluruhnya jadi terganggu. Bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar sehigga setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input signal mulai –20 sampai –30 db.

3. EQ pada channel
Pada setiap channel di mixing console selalu terdapat Equalizer Section.yang terdiri dari BASS, MIDLE, TREBLE Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk me-modifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan sound melalui EQ bertujuan dua :
1. Untuk merubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai
2. Mencari karakterisrik suara yg sesuai.
3. untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.

Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low, midle dan Hi, kemudian penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Yang dimaksud fix diatas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk mmilih frekuensi yang akan disetting. Karena frekuensi yang akan “dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip denga pembagian yang terdapat pada crossover, hanya terdiri atas :
1. Low, dan hi-pada EQ 2way Low
2. Mid dan Hi-pada EQ 3wayLow
3. Low Mid, Hi mid dan Hi-pada EQ 4 way

Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db tergantung mixing console apa yang anda gunakan. Keuntungan EQ yang fix adalah : harga yang relatif ekonomis, terhindar dari kesalahan pmilihanfrekuensi yang akan disetting. Kesalahan seperti ini bisa disebabkan oleh kurang berpengalamnnay sound engineer (penata suara), dan keuntungan yang terakhir adalah hemat waktu dalam pen-settingan. Namun ada juga kekurangannya seperti : kita tidak dapat memilih frekuensi khusus yang kitainginkan. Karena semua frekuensi telah ditetapkan dari pabriknya.

4. EFFEX
Effex dalam mixer ini mempunyai suatu fungsi mengirimkan sinyal suara ke rangakain suara EFFEX yaitu biasanya REVERB,ECHO, yang bisa membuat suara si vokal atau instrumen tersebut menjadi lebih baik dengan settinggan yg berbeda-beda sesuai dengan keinginan dan situasi ruangan. Dalam mixer ini dah terdapat effex yaitu ECHO DELAY yang bisa di atur kecapatan effex delaynya sesuai dengan selera yang kita kehendaki.

5. AUX Send
Dari tombol putar ini dapat dikirim signal dari channel tersebut keluar mixing console (melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level signal yang dikirimnya tadi. Signal yang dikirim ini terpisah sama sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim signal ke system monitor, atau juga ke berbagai macam unit effec, dan dari keluaran effect dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixing console. Mixer yang pling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua AUX SEND. Satu untuk mengirim signal ke monitor dan satu untuk mengrim effect (echo, reverb).

6. PAN (balance)
Merupakan potensio Balance yang mengatur keluaran antara R(right) dan L(left) kanan dan kiri untuk keseimbangan masing-masing chanel yang di pakai.

7. Volume Chanel
Volume ini adalah volume per chanel yang di pakai untuk mengeluakan ke volume master out, sehingga dari suara per chanel akan bisa di atur sesuai dengan apa yang masuk ke per chanel entah vokal dan instrumen sehingga akan menghasilkan suara yang bisa sama antara chanel satu denga yang lainnya.

9. Master auxiliary
Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 setiap channel. Begitu juga auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer meiliki 4 auxiliary out, maka akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan beberapa tombol sejenis seperti Aux Master, Effect Master, Monitor Master, atau sesuatu yang kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk pen-settingan awal putar tombol tersebut pada posisi jam 2, baru lakukan pen-settingan pada channel. Bila ternyata masih kurang kuat, tambah lagi, atau bila terlalu keras, kurangi. Semuanya tergantung situasi.

10. Auxiliary Return
Signal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah Delay, Reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga mixing console yang memiliki pengaturan effect return secara khusus. Yang biasanya bukan dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat channel yang dapat digunakan sebagai masukan effect, kita dapat melakukan pegaturan sengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan pengaturan pada channel standard. Namun pengaturan dengan aux return juga sama seperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level effect. Perhatikan! Bila anda membuka sedikit saja Aux Send dari channel yang telah digunakan sebagai effect return, akan berakibat feed back dan noise. Atasi segera dengan menurunkan level dari channel, kemudian periksa Aux Send pada channel.

11. Master Volume (Right-Left)
Volume ini adalah volume out yaitu pusat dari keseluruhan dari chanel 1-8 chanel yang berfungsi mengatur output keluaran antara output R(Right) dan L(Left), yang menuju ke masing- masing power amplifier yang di pakai, sehingga akan bisa sekali di dapatkan pusat pengaturan volume keseluruhan chanel dari master volume.


G. KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan praktikum dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Mixer adalah suatu pencampur dari berbagai instrumen yang mau di set menjadi satu adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, yaitu melalui setting Gain, Equalizer, Effex, Aux, PAN(balance), volume dan menjadikannya dua (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya Audio Distribution lalu ke cross-over baru ke power amplifier sebagai penguat akir untuk bisa di salurkan ke speaker.

PRE AMP HEAD

PRE AMP HEAD


A.KOPETENSI
Dari hasil praktik ini diharapkan mahasiswa dapat:
1.Mengetahui prinsip kerja dari rangkaian preamp head
2.Mengetahui penguatan pada preamp head
3.Mengetahui respon frekuensi dari preamp head
B.PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1.CRO
2.AFG
3.bread board
4.Power supply dc 12 v
Komponen :
1.Op amp TL 072
2.Capasitor 1uF, 56n, 68p,220n
3.Resistor 1k, 56k, 100k
4.Saklar spdt
5.Kabel jumper secukupnya

C.TEORI SINGKAT
Preamp head adalah rangkaian penguat awal yang berfungsi menguatkan sinyal listrik audio dari head tape. Sinyal ini diperoleh dari gesekan pita magnetik dengan lilitan head yang akan menghasilkan fluktuasi pada lilitan head, sehingga timbul GGL yang merupakan sinyal listrik suara. Sinyal yang didapatkan dari head ini masih sangat lemah, sehingga harus dikuatkan terlebih dahulu dan disesuaikan impedansinya sebelum masuk ke perangkat pengatur audio selanjutnya.
Ada berbagai macam jenis dan type preamp head. Semua dibutuhkan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan yang diinginkan. Ada yang dibangun dengan transistor, ada pula yang dengan IC opamp atau penguat lainya. Type penguatan pun bermacam-macam. Tetapi pada intinya adalah menguatkan semua frekuensi sinyal (full range), agar didapatkan bandwidth output yang lebar sehingga memudahkan untuk pemilihan penguatan pada frekuensi tertentu.
Salah satu contoh jenis penguatan yang digunakan dalam preamp adalah non-inverting amplifier. Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 1 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.
Dengan menggunakan aturan 1 (Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )) dan aturan 2 (Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)), kita uraikan dulu beberapa fakta yang ada, antara lain :
vin = v+
v+ = v- = vin ..... lihat aturan 1.
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout = (vout-vin)/R2. Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :
iout + i(-) = iR1
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya, maka diperoleh
iout = iR1
dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh
(vout – vin)/R2 = vin/R1 yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
vout = vin (1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka didapat penguatan op-amp non-inverting :
… (2)
Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-inverting op-amp tersebut. Dari datasheet, TL072 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108 to 1012 Ohm.
Pada gambar di atas terlihat bahwa rangkaian tersebut merupakan rangkaian penguat non-inverting, yang mana sinyal input dan output adalah satu fasa. Dari rangkaian ini juga menggunakan umpan balik negative, yang juga merupakan umpan balik tegangan. Sebagian dari sinyal output dikembalikan lagi ke input melalui tahanan umpan balik 56K dan juga kapasitor 56n.
Dari gambar di atas terdapat saklar pada rangkaian umpan baliknya. Bila saklar ditutup, berarti nilai tahanan pada umpan balik akan menjadi kecil. Secara teori hal ini menyebabkan penguatan pada preamp akan semakin besar. Adanya kapasitor pada umpan balik menjadikan bandwidth rangkaian menjadi lebar.
E.LANGKAH KERJA
1.Berdoa sebelum memulai praktikum
2.Pelajari dengan seksama penjelasan dan gambar yang diberikan oleh dosen pengampu
3.Rangkaikan komponen seperti gambar pada gambar rangkaian praktikum di atas.
4.Hubungkan input rangkaian rangkaian dengan AFG, dan output rangkaian pada probe CRO seperti pada skema di bawah ini dan berikan supply tegangan dari power supply 12v simetris.
5.Tutup saklar S1 pada rangkaian
6.Naikan nilai frekuensi AFG sesuai tabel pengamatan, dengan tegngan output maksimal tanpa cacat
7.Amati besarnya tegangan sinyal output rangkaian pada layar CRO, dan catat hasilnya pada table 1
8.Setelah mencatat tegangan output, segera mengukur besarnya tegangan input dari AFG dan catat pula hasilnya pada table 1
9.Ulangi langkah 5 sampai dengan 8 pada nilai frekuensi yang telah ditentukan pada tabel1
10.Buka saklar s1, dan ulangi pengamatan sesuai dengan langkah 6 sampai 8
11.Konsultasikan setiap proses dan data dari hasil praktikum kepada dosen
12.Setelah selesai, kembalikan semua peralatan dan komponen pada tempatnya.
13.Membuat kesimpulan.

Dari table di atas, hanya didapatkan data besarnya vin dan vout saja. Adapaun besarnya vin didapatkan dari besarnya vout maksimal tanpa cacat. Dalam hal ini, saat vout terlihat tanpa cacat pada layar CRO, lalu di ukur besarnya vin dari AFG dengan menginputkanya pada CRO.
•Besarnya penguatan pada table 1 di atas didapatkan dengan perhitungan dengan rumus :


Sebagai contoh perhitungan adalah sbb :
Pada saat frekuensi 100 Hz, tegangan output maksimal tanpa cacat adalah 34mV dan pada saat itu tegangan input terukur adalah 2mV, maka penguatannya adalah :
A=3.4mV/2mV = 17 kali
•Dari table di atas dapat dilihat bahwa respon penguatan maksimal terjadi saat input diberikan input 300 Hz. Pada frekuensi ini tegangan input yang diberikan tanpa cacat adalah 10,5 vp-p dengan output sebesar 380 vp-p yaitu mencapai 36,2 kali.


G.KESIMPULAN

Dari hasil praktikum ini dapat didimpulkan bahwa:
1.Prinsip kerja dari rangkaian preamp head ini adalah sbb : rangkaian yang digunakan adalah Opamp non-inverting amplifier, yang mana sinyal input dan outputnya adalah satu fasa. Rangkaian ini juga menggunakan feedback yang digunakan untuk menstabilkan tegangan outputnya. Adanya kapasitor pada feedback menyebabkan bandwidth respon semakin lebar.
2.Penguatan yang dihasilkan dari preamp head ini bervariasi. Mulai dari 3,9 kali sampai 36,2 kali. Penguatan terbesar terjadi pada frekuensi 300 Hz. Pada frekuensi tinggi, penguatan cenderung menurun.
3.respon frekuensi dari rangkaian preamp ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini. Dari grafik dapat dilihat bahwa respon frekuensi dari preamp ini rata-rata menguatkan pada frekuensi kurang dari 2kHz. Rata-rata penguatan adalah 17 kali.

POWER AMPLIFIER

POWER AMPLIFIER

A.KOPETENSI
Dari hasil praktik ini diharapkan mahasiswa dapat:
1.Mengetahui jenis power amplifier.
2.Mengamati sinyal output power amplifier
3.Mengamati karaktristik power amplifier
4.Menganalisis dan menyimpulkan data praktikum.

B.PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1.CRO
2.AFG
3.Power amplifier
4.Speaker / Load
5.Kabel

C.TEORI SINGKAT
Power AMPLIFIER, adalah perangkat yang memperkuat sinyal2 electromagnetic menjadi audio, kerja power ampli disini adalah memperkeras sinyal yg lemah menjadi kuat dalam arti divice yg terhubung diperkuat(suara).
Power amplifier bertugas sebagai penguat akhir dari preamplifier menuju ke driver speaker. Amplifier pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu Power Amplifier dan Integrated Amplifier. Power Amplifier adalah penguat akhir yang tidak disertai dengan tone control (volume, bas, treble), sebaliknya integrated amplifier adalah penguat akhir yang telah disertai dengan tone control.

D.LANGKAH KERJA
1.Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.Rangkailah AFG, power amplifier, dummy load dan CRO seperti gambar
3.Setelah rangkaian terpasang semua, kemudian hidupkan semua alat.
4.Atur frekuensi keluaran dari AFG mulai dari 20 Hz sampai 20 KHz dengan amplitudo yang selalu sama yaitu 1 Vp-p.
5.Atur power amplifier (bass, trebel, middle dan balance) hingga bentuk gelombang yang ditampikan di CRO bagus.
6.Bandingkan antara gelombang input dari AFG dan gelombang output dari dummy load.
7.Catat hasil pengamatan.

G.ANALLISA DATA
Dari data tebal pengamatan dapat kita ketahui bahwa:
P (daya) pada pengamatan tersebuat adalah :

>pada saat Fin = 1 KHzRL = 8 Ohm
Vin = 1,2 x 5 mV
Vout = 1,4 x 1 V
Maka Veff = 0,707 x 1,4 x 1 V = 0,9898
Sehingga P = (Veff)2 / (2 x RL)
= (0,9898)2 / (2 x 8)
= 0,0612 W

>pada saat Fin = 20 KHz RL = 8 Ohm
Vin = 2,2 x 5 Mv
Vout = 2,2 x 0,5 V
Maka Veff = 0,707 x 2,2 x 0,5 V = 0,7777
Sehingga P = (Veff)2 / (2 x RL)
= (0,7777)2 / (2 x 8)
= 0,0377 W


H.KESIMPULAN

Power amplifier merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi memperbesar daya input sehingga saat output di keluarkan melalui dummy load atau speaker akan mampu mengetarkan memberan speaker sehingga menimbulkan bunyi yang dapat kita nikmati.

- Besarnya daya (P) dapat diketahui dengan rumus :
V eff
P = ------------------
2 x RL

Dimana : V eff = Vout x 0,707
RL = besarnya impedansi beban ( dummy load/speaker)

GRAPHIC EQUALIZER

STEREO GRAPHIC EQUALIZER

A.KOPETENSI
Dari hasil praktik ini diharapkan mahasiswa dapat:
1.Mengetahui pengertian TENTANG equalizer.
2.Mengetahui cara kerja equalizer gapic stereo20 Ch.
3.Mengamati karaktristik equliser grapic stereo 20 ch.
4.Menganalisis dan menyimpulkan data praktikum.

B.PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1.CRO
2.Equaliser stereo 20 ch
3.AFG
4.Kabel

C.TEORI SINGKAT
Equalizer ada dalam sistem tata suara dalam dua bentuk : Equalizer grafik dan Equalizer parametrik. Keduanya dipakai dengan filter-filter End-cut.qualizer parametrik mempunyai pemutar paling tidak tiga parameter yakni : frekuensi, Perbesar-potong (boost/cut) dan Q(lebar jalur). Equalizer tersebut lumrah ditemukan berada dalam setiap kanal dalam konsul mixing, namun ada juga yang dibuat terpisah.
Equalizer grafik mempunyai penggeser-penggeser yang mengacu pada sebuah kurva dari response terplot pada sebuah grafik. Pada sistem tata suara biasanya didesain pada tengah-tengah 1/3 oktaf. Filter-filter suara End-cut akan membatasi lebar jalur melewati batasnya, dimana akan mencegah gangguan-gangguan subsonik dan pengaruh RF atau ganggunag-gangguan dari pengatur lampu yang dapat mengganggu sistem suara.
Bagian-bagian dari filter-filter End-cut seringkali termasuk dengan equalizer grafik untuk memberikan pengaturan penuh. Sebuah penekan umpan balik (Feedback suppresor) adalah jenis filter yang akan secara otomatis mendeteksi dan menekan umpan balik suara dengan memotong frekunsi suara mana yang menyebabkannya.
Rangkaian parametric equalizer merupakan jenis filter aktif dengan
menggunakan op-amp, dimana frekuensi respon yang dihasilkan adalah berupa
band-pass filte r. Alat ini dirancang dengan menggunakan state variable filter,
yang dapat digunakan untuk merubah gain pada range ? 15dB, menggeser
frekuensi center dan bandwidth -nya pada range antara 50 Hz sampai dengan 10
kHz yang perubahannya dapat dilakukan secara independent. Pada pengujian dengan oscilloscope didapatkan grafik dari pergeseran gain yaitu pada range ? 15 dB. Sedangkan untuk frekuensi center dan bandwidth dapat digeser antara 50 Hz sampai dengan 10 kHz. Tetapi pada uji dengar masih muncul noise, walaupun perubahan suara sudah nampak.

Rangkaian resonansi

Fr = 1/ 2Π √LC
Faktor kualitas (Q)
Q = 2Π FCL/ Re
BBw = Fr / Q

Untuk Rangkaian Penguat dan Peredam
Bila Rp pada posisi 1, maka Vo = Rf . Re. Vi / Re
Sehingga rangkaian berfungsi sebagai penguat
Bila Rp pada posisi 2 maka Vo = Re.Vi / Re + R
Sehingga berfungsi sebagai peredam

G.KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini dapat didimpulkan bahwa:
1.Equalizer ada dalam sistem tata suara dalam dua bentuk : Equalizer grafik dan Equalizer parametrik.
2.Equalizer grafik mempunyai penggeser-penggeser yang mengacu pada sebuah kurva dari response terplot pada sebuah grafik. Pada sistem tata suara biasanya didesain pada tengah-tengah 1/3 oktaf.
3.Filter-filter suara End-cut akan membatasi lebar jalur melewati batasnya, dimana akan mencegah gangguan-gangguan subsonik dan pengaruh RF atau ganggunag-gangguan dari pengatur lampu yang dapat mengganggu sistem suara. Bagian-bagian dari filter-filter End-cut seringkali termasuk dengan equalizer grafik untuk memberikan pengaturan penuh. Sebuah penekan umpan balik (Feedback suppresor) adalah jenis filter yang akan secara otomatis mendeteksi dan menekan umpan balik suara dengan memotong dengan otomatis mana yg akan di cut dari frekunsi suara mana yang menyebabkannya.
4.Dari data pengatan tersebut maka dapat dikatakan equalizer tersebut bisa dikatakan dalam keadaan baik, karena pada table pengamatan sesuai dengan karekteistiknya bahwa pada posisi min maka equalizer tersebuat akan meredam penguatan, sedangkan pada posisi max maka equalizer tersebut akan melakukan pengutan.

AUDIO DISTRIBUTOR

AUDIO DISTRIBUTOR

A.KOPETENSI
Dari hasil praktik ini diharapkan mahasiswa dapat:
1.Mengetahui cara kerja dan pemasangan audio disributor
2.Mengamati karaktristik audio distributor.
3.Menganalisis dan menyimpulkan data praktikum.

B.PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1.CRO
2.AFG
3.Audio Ditributor
4.Kabel
Dalam Sound system atau rangkaian Audio sering menggunakan suatu rangkaian audio amplifier yang berjumlah lebih dari 1 buah. Sementara output pada mixer hanya mempunyai 2 channel keluaran. Maka perlu digunakan suatu rangkaian pendistribusi dari output ke masing – masing rangkaian penguat. Dengan adanya rangkaian distribusi sinyal audio akan didapatkan sinyal masukan dari masing – masing amplifier yang mempunyai penguatan yang sama, sehingga output dari amplifier nantinya akan menghasilkan sinyal yang berkualitas ( tidak cacat ) dan pembagian antara input masing-masing power dapat sama rata.
Audio distributor adalah rangkaian yang mampu menditribusikan sinyal audio stereo (2 kanal), menjadi 6 kanal stereo, untuk distribusikan ke 6 buah power amplifier stereo secara full stereo, full power, dan rangkaian ini mempunyai keistimewaan;
a)Menjaga bidang dinamika audionya tetap tinggi
b)Dapat mempertahankan desah agar tetap rendah
c)Dapat meningkatkan kemampunan power audio anda dari gangguan sinyal audio liar, agar gelombang radio tidak masuk ke power anda.
d)Dapat menjadikan reproduksi musik yang gesit
e)Dapat memantapkan power audio
f)Mampu mengubah reproduksi musik yang loyo, kusam menjadi lebih gesit,dan mantap.

E.LANGKAH KERJA

1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.Menghubungkan input rangkaian dengan AFG dan mengatur Amplitudo minimum dan frequensi 1KHz.
3.Menghubungkan output rangkaian dengan CRO.
4.Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan dan mengamati besar tegangan output dari masing – masing channel output rangkaian.
5.Menghitung besar penguatan dari rangkaian.
6.Membuat kesimpulan.

G.ANALLISA DATA
Dari data tebal pengamatan dapat kita ketahui bahwa:
Pengutan pada penagmatan tersebuat adalah

Besar penguatan rangkaian =
Output 1 pada ferq 20 Hz adalah

AV = 1.7/1 =1.7 x

Output 2 pada ferq 20 Hz adalah

AV = 1.6/1 =1.6 x

H.KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini dapat didimpulkan bahwa:
1.Dengan audio distributor kita dapat mendistribusikan suatu sinyal input yang hanya mempunyai 2 buah output menjadi beberapa output yang nantinya akan digunakan untuk memberi inputan ke amplifier.
2.Audio distributor dapay menghasilkan sinyal output dengan keluaran tiap channel mempunyai penguatan yang sama, sehingga nantinya tidak terjadi perbedaan penguatan dari tiap – tiap masukan ke amplifier sehingga akan menghasilkan keluaran yang sama.
3.Audio distributor terdiri dari rangkaian mixer sederhana lalu diumpankan ke Op-Amp sebagai pengatur penguatan masing – masing output.
4.Penguatan yang dihasilkan dari audio distributor ini bervariasi. Mulai dari 1,4 kali sampai 1,8 kali. Pada frekuensi tinggi, penguatan cenderung menurun